Tabuik Di Sumatera Barat : Menyambut Hari Asyura Mengenang Tragedi Karbala
Tabuik di Sumatera Barat menjadi salah satu warisan budaya yang sangat berharga. Dalam budaya masyarakat Minangkabau, Tabuik menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan saat menyambut hari Asyura. Meski hari Asyura yang diperingati sebagai peristiwa duka yang terjadi di masa silam, namun budaya Tabuik ini dihadirkan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kebijaksanaan yang telah diberikan pada umat manusia.
Table of Contents
Apa itu Tabuik?
Tabuik berasal dari bahasa Arab, yaitu 'tabut' yang artinya adalah peti kematian. Dalam tradisi Tabuik di Sumatera Barat, peti kematian diganti dengan replika pelantikan putra-putra Rasulullah, Ali dan Hassan yang dikenal sebagai tabuik patah. Kemudian tabuik dibawa mengelilingi kota Padang dan ditiup biola oleh para pemain Tabuik.
Sejarah Tabuik dan Asyura
Tabuik di Sumatera Barat memang erat kaitannya dengan penyambutan hari Asyura. Peristiwa Asyura yang sangat melegenda ini terjadi pada tahun 680 M saat cucu Rasulullah, Husain bin Ali dan keluarganya bertempur melawan pasukan Yazid yang kejam dan zalim di Karbala, Irak. Husain bin Ali adalah Imam kedelapan bagi masyarakat Syiah. Beliau dan keluarga beserta pengikutnya yang terdiri dari 72 orang banyak mengalami kesakitan, kehausan dan kelaparan di Karbala. Mereka berjuang dengan gagah berani sampai titik darah penghabisan.
Prosesi Tabuik
Pada malam hari sebelum tanggal Asyura, umat Islam di Sumatera Barat mengadakan zikir di pelataran mesjid. Pada pagi harinya, para pemain Tabuik berkumpul di depan mesjid. Dalam prosesi ini, Tabui akan dipikul oleh sembilan orang yang terkenal sebagai tabuih. Mereka berjalan mengelilingi kota Padang sambil menarikan tari-tarian.
Selama perjalanan, para penonton yang berkerumun di sepanjang jalan memberikan sedekah untuk tabuik. Setelah tabuik selesai berputar-putar di sepanjang jalan, ia akan dibawa ke pantai dengan berjalan kaki dan kemudian dimusnahkan dengan cara dihempaskan ke laut.
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Tabuik
Tabuik di Sumatera Barat bukan hanya sekadar ritual semata, namun ia juga mengekspresikan nilai-nilai kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat Minangkabau. Dalam Tabuik, terdapat nilai-nilai seperti musyawarah dan muafakat, gotong-royong, kebersamaan, persatuan dan kesatuan, serta cinta tanah air.
Dalam prosesi Tabuik ini banyak orang saling berkenalan dan beramah-tamah, sehingga persatuan dan kesatuan di masyarakat Minangkabau tertanam kuat. Hal ini memungkinkan terciptanya lingkungan yang harmonis dan diidentifikasi dengan semangat gotong-royong dalam mencapai tujuan bersama.
Simbolisme pada Tabuik
Seiring berkembangnya sejarah dan pengaruh Sufisme dan Syiah di Sumatera Barat, kemudian muncul ide untuk mengadaptasi tradisi Arab dan menggantinya dengan menggunakan simbolisme dalam Tabuik. Penyembahan terbaru ini terbentuk dengan menggabungkan simbolisme dari budaya Arab dan Sumatera Barat. Tidak hanya itu, adat Tabuik juga menunjukan sapaan hormat kepada bangsa Arab, khususnya kepada Ali dan mereka yang berjuang melawan Yazid.
Kesimpulan
Tabuik di Sumatera Barat sangat istimewa dan bernilai sejarah karena ia mempertahankan nilai-nilai luhur dalam kehidupan masyarakat. Prosesi yang menjunjung tinggi solidaritas sosial, persatuan, dan melibatkan banyak orang. Tidak hanya sekadar ritual upacara semata, Tabuik menjadi medium untuk menunjukkan kepedulian dan empati dalam memperingati tragedi Karbala.
FAQs
Apa arti Tabuik?
Tabuik berasal dari bahasa Arab, yaitu 'tabut' yang artinya adalah peti kematian atau tabut kematian.Kapan Tabuik diadakan?
Tabuik menjadi salah satu budaya masyarakat Minangkabau yang diadakan setiap tanggal 10 Muharam atau sering juga disebut sebagai Asyura.Apa sejarah Tabuik?
Tabuik di Sumatera Barat sangat berkaitan erat dengan peristiwa Asyura. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 680 M saat cucu Rasulullah, Husain bin Ali dan keluarganya bertempur melawan pasukan Yazid yang kejam dan zalim di Karbala, Irak.Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Tabuik?
Dalam Tabuik terkandung nilai-nilai seperti musyawarah dan muafakat, gotong-royong, kebersamaan, persatuan dan kesatuan, serta cinta tanah air.Bagaimana prosesi Tabuik dilakukan di Sumatera Barat?
Serangkaian prosesi yaitu pemikulan tabuik oleh sembilan orang yang terkenal sebagai tabuih, perjalanan Tabuik di sepanjang jalan sambil menarikan tari-tarian, serta dimusnahkan dengan cara dihempaskan ke laut.